Politik Luar Negeri Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pada awal pelaksanaan Demokrasi terpimpin, Indonesia cukup berperan
aktif dalam menciptakan perdamaian dan hubungan Internasional. Hal ini tampak
pada kebijakan-kebijakan presiden dalam politik luar negerinya, antara lain
sebagai berikut :
- Ikut ambil bagian dalam upaya perdamaian di Kongo dengan mengirimkan Misi Garuda II yang bergabung dengan pasukan perdamaian PBB yang bernama United Nations Operation of Congo (UNOC).
- Pada tanggal 30 September 1960, presiden Soekarno berpidato dalam sidang umum PBB yang -ienguraikan tentang Pancasila, perjuangan merebut Irian Barat, Kolonialisme, meredakan ketegangan dunia Timur dan Barat serta usaha memperbaiki orgianisasi PBB. Pidato presiden Soekarno ini berjudul To Build The World a New ( membangun dunia baru )
- Ikut memprakarsai berdirinya Gerakan Nonblok
- Berhasil menyelenggarakan pesta olah raga bangsa-bangsa Asia (Asian Games IV) di Jakarta 24 4 September 1962.
Akan tetapi hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat
semakin merenggang setelah Barat bersifat pasif dalam masalah pengembalian Irian
Barat kepada Indonesia. Sebaliknya hubungan dengan negara-negara sosialis
komunis erat, karena Uni Soviet bersedia memberi kredit dalam pembelian
peralatan militer. Politik luar negeri bebas-aktif diganti dengan politik luar
negeri poros Jakarta - Pnom Pghen-Peking. Presiden Soekarno mempertentangkan
Nefo - Oldefo Indonesia dengan negara-negara Komunis termasuk dalam Blok Nefo
(New Emerging Forces) terdiri dari negara-negara Eropa Barat, Inggris dar
Amerika Serikat. Sebagai bagian terhadap aksi menentang oldefo-Indonesia
melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Hal ini disebabkan pemerintah tidak
setuju dengan pembentukan negara federasi Malaysia yang dianggap membahayakan
eksistensi Indonesia dan negara-negara Blok Nefo. Dalam rangka konfrontasi
tersebut, Presiden Soekarno mengucapkan Dwi Komando Rakyat (DWIKORA) pada tangg
3 Mei 1964 yang isinya sebagai berikut :
- Perhebat Ketahanan revolusi Indonesia
- Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Malaysia
Pelaksanaan Dwikora diawali dengan pembentukan Siaga di
bawah pimpinan Marsek Omar Dahi, yang bertugas mengirimkan sukarelawan ke
Malaysia Timru dan Barat. Hal ini menunjukkan adanya campur tangan Indonesia terhadap
masalah-masalah negeri Malaysia. Terpilihnya Malaysia sebagai anggota tidak
tetap Dewan Keamanan PBB pukulan berat bagi lndonesia sehingga PBB dianggap
telah dikuasai oleh kekuatan Blok Aldefo pada
tanggal 7 Januari 1965 Indonesia menyatakan ke luar dari keanggotaan
PBB. Dan aksi upaya damai untuk mengakhiri konfronta Indonesia - Malaysia
dilakukan dengan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tiga negara,
meliputi Indonesia, Filipina dan Malaysia di Tokyo, tetapi tidak rnemperoleh
kesepakatan. Konfronta Indonesia - Malaysia berakhir setelah terjadi perubahan
politik di Inedonesia yaitu pada masa Orde Baru.
Komentar
Posting Komentar